TEET..TEET ..TEET..
Bunyi bel SMP 03 tanda gerbang masuk sekolah akan di tutup. Kia baru saja sampai di sekolahnya itu. Baru saja ia memarkirkan sepedanya, bel berbunyi.
“Huah, telaaaat. Kenapa sih gak ada hari yang gak telat dalam hidup gw? Udah kelas tiga, telat terus.”gerutunya sendiri.
Kia berlari ke arah gerbang sekolahnya. Tapi tetap saja percuma, gerbangnya udah di tutup.
“Pak..bukain pak. Besok nggak bakalan telat lagi deh pak. Pliiss, ntar saya di hukum lagi pak. Udah kelas tiga nih.”pinta Kia.
“Kia lagi, Kia lagi.. Tiap hari aja kamu bilang kayak gitu. Buktinya juga masi aja telat. Ya salahmu sendiri tiap hari telat. Makanya, bangunya di pagiin atuh nengg..”nasihat Pak Satpam sekolah itu yang sudah setiap hari melihat Kia telat masuk sekolah.
“Ayolah pak, ni saya sendiri lagi. Malu pak kalo di hukunm sendiri.”
“Ya salahmu to nak..”
“Pliss pak, ayolah.”katanya dengan muka memelas.
“Yah, kalo ini yang pertama kali akan saya beri jalan, tapi ini sudah yang keberapa kali nak Kia? Sudah sering sekali. Dan setiap hari pasti alasannya sama.”
Kia pasrah.
Tak lama kemudian datang seseorang di belakangnya. Cowok. Kia menoleh.
Oalah, Ical. Tumben dia telat. Batin Kia.
“Pak..Saya masuk yah? Baru sekali kok, Pak.”katanya polos.
“Namamu siapa kelas berapa?”
“Novrezal kelas 9a.”
“Kenapa telat?”
“Macet.”jawabnya asal-asalan. Padahal terlihat jelas kalo jalan lagi sepi. Untungnya Pak Satpam itu nggak merhatiin.
“Ya, silahkan masuk.”kata Pak Satpam sambil membukakan gerbang untuknya.
“Yah..curang banget sih pak. Aku nggak boleh,”rengek Kia.
“Kamu sudah sering seperti ini. Tunggu sampai guru BK datang.”
“Yah, bapak..”Ical meliriknya. Kia membalas dengan tatapan kesal.
“Ayo masuk.”kata Ical dengan bahasa isyarat. “Langsung lari pas gw buka gerbangnya.”
Wajah Kia langsung berubah bahagia.
GUBRAK .. gerbang terbuka.
Kia lari masuk. Dan Ical ikut lari di belakangnya.
“Heh, kalian! Lihat yah, kalo telat lagi nggak bakalan di kasi lewat!!” Pask Satpam menggerutu-menggerutu di belakangnya. Geleng-geleng melihat tingkah dua anak tadi sambil menutup pagar.
“Udah mau ujian kok tingkahnya masih kayak gitu...”batinnya.
J
“Huh..Capek banget pagi-pagi gini udah lari.”kata Kia.”Thanks ya, Cal.”
“Hem. Okelah, ayo buruan ke kelas. Keburu pelajaran mulai.”sahutnya.
Mereka lari lagi sampai kelas.
Sampai di depan kelas, ternyata gurunya belum masuk. Jadi mereka bisa bernapas lega.
Mereka menerawang isi kelas yang sedang riuh itu.
“Itu di pojok belajang ada bangku kosong. Di sana aja yuk.”ajak Ical.
Idih..ni anak. Siapa yang ngajak duduk bareng? Kia mbatin lagi. “Ayok.”katanya pasrah. Kasian Ical kalo di tolak, pasti malu.haha
“Capeknya...”keluh Kia.
“Nggak kebiasa lari pagi ya?”tanya Ical.
“Nggak. Kebiasanya lari pas abis subuh.”
“Yah..sama aja.”
“Nggak. Beda..!!”Kia ngotot.
“Iya iya.”Ical pasrah.
J
Guru jam pertama ternyata nggak dateng. Tapi Kia tetap mambaca bukunya sambil menyalurkan hobinya, dengrin lagu pake headphone.
“Ki, abis ini pelajaran apa sih?”
Kia nggak denger.
Buset ni anak. Suara headphone dari luar aja uda kedengeran kenceng. Gimana telinganya cba? Ical mikir sendiri.
“Ki..Kia..”panggilnya sambil menggoyangkan bahunya sedikit. Kia yang masih serius dengan buku yang di bacanya nggak dengerin suara Ical yang memanggil namanya.
Akhirnya Ical menyapukan tanganya di depan wajah Kia. Kia kaget dan langsung melepas headphonenya. Ternyata dia lagi melamun.
“Iya? Kenapa cal?”
“Abis ini pelajarannya apa?”
“Ooo..”Kia berpikir sejenak. “TIK kalo nggak salah..”jawabnya.
Ni anak pinter, tapi kok hobinya baca buku sambil dengerin musik ya? Emang bisa apa? Ical mbatin lagi.
“Hem. Makasih ya..”
“Iya. Masama.” Ical berbalik badan dan pergi ke lokernya untuk mengambil buku. “Ical,”panggil Kia. “Ntar kalo ke lab ato gurunya dateng bilang ke gw yah.”
“Sip bos.”
Kia tersenyum dan memasang headphonenya kembali.
KREEK..
Suara pintu kelas itu di buka, guru TIK masuk.
“Semuanya ke lab I ya anak-anak. Ibu tunggu di sana.”
Kalo denger ke lab mesti langsung pada ribut. Buru-buru biar dapet komputer yang enak buat OL. Ical langsung ngacir ke bangkunya dan membangunkan Kia yang ternyata ketiduran.
“Ki..Kia,”Ical melepas headphonenya perlahan. “Ki, di suruh ke lab.”
Kia bangun. Menerawang isi kelas yang ternyata sudah hampir sepi.
“Pada kemana?”
“Ke lab I. Ayok,”
“iya..iya. Tunggu bentar, mau ambil buku.”Kia merogoh-rogoh tasnya dan mengambil buku TIK-nya.
“Ayok..”katanya bersemangat.
berlanjut...
0 komentar:
Posting Komentar